Skripsi Mahasiswa Lacak Penyebab Utama Banjir Rob Semarang

Studi skripsi mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, memuat kajian terbaru banjir rob Semarang.

Isinya membeberkan penyebab banjir pesisir di ibu kota Jawa Tengah itu untuk periode 2012-2020.

Faktor dominan apa saja yang berada di baliknya serta waktunya.

Studi skripsi itu diungkap peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo, dalam webinar ‘Banjir Rob di Musim Kemarau’, Kamis 2 Juni 2022.

Widodo adalah juga pembimbing dalam studi itu.

Skripsi disusun Afif Arwin Egaputra, mahasiswa Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.

Dia mendata selama kurun 2012–2020, tercatat 16 kejadian banjir rob Semarang.

Data lain yang dikumpulkannya adalah arah dan kecepatan angin dari European Center for Medium Range Weather Forecast.

Begitu juga dengan curah hujan dari BMKG dan pasang surut laut dari Badan Informasi Spasial.

Seluruhnya digunakan untuk menganalisis faktor dominan banjir rob Kota Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian itu, kejadian banjir rob di Kota Semarang umumnya terjadi pada Desember hingga Februari.

Waktu lainnya pada periode Mei hingga Juli.

Faktor dominan yaitu pasang purnama dan angin kencang yang diikuti curah hujan.

Didapati, antara lain, sebanyak enam kali banjir rob terjadi saat pasang purnama, dibarengi kondisi angin yang tidak terlalu kencang.

Adapun tiga rob lain terjadi pada fase bulan perbani dengan angin kencang.

Adapun pada kejadian banjir rob terbaru pada 23-24 Mei 2022, hasil kajian Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di BRIN juga mengungkap faktor angin kencang berkecepatan lebih dari 10 meter per detik.

Angin itu, menurut ketua tim Anis Purwaningsih, yang memicu kenaikan gelombang di Laut Jawa dekat pesisir utara Pulau Jawa, termasuk di Semarang.

“Dan berkontribusi menyebabkan banjir rob di pantura,” katanya lewat keterangan tertulis, Rabu, 25 Mei 2022.

Menurut tim, banjir rob dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor sekaligus, seperti astronomis, oseanografis, meteorologis, bahkan geologis.

Dari hasil kajian, tim menemukan adanya seruak badai (storm surge) berupa hujan deras dan angin kencang yang terjadi secara persisten di Laut Jawa sejak 19–22 Mei 2002.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *