Pengalaman Nadia Jadi Mahasiswa di Kampus Terbaik se-Asia

Nadiatul Qalbi Amalia Rizqi, mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berkesempatan mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University (NTU) Singapore berkat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

IISMA memberikan kesempatan mahasiswa Indonesia untuk merasakan belajar di luar negeri selama satu semester.

Mahasiswa yang akrab disapa Nadia itu membagikan ceritanya selama menempuh pendidikan di universitas terbaik se-Asia versi QS World University Rangkings 2023.

Nadia belajar di sana terhitung sejak 27 Desember 2021 hingga 9 Mei 2022.

Nadia bercerita, mulanya dia tahu program IISMA dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR sekaligus Kepala Airlangga Global Engagement (AGE) UNAIR Iman Harymawan.

Nadia mendapatkan dukungan moral khususnya dari International Undergraduate Programme (IUP) FEB UNAIR Devi Sulistyo Kalanjati.

“Beliau selalu menyemangati mahasiswanya untuk belajar dengan rajin dan aktif dalam hal akademik maupun non akademik,” tuturnya dikutip dari laman resmi UNAIR pada Jumat, 10 Juni 2022.

Nadia menyiapkan seluruh dokumen persyaratan yang dibutuhkan seperti transkrip, sertifikat bahasa Inggris, dan lainnya.

Menurut Nadi, waktu yang diberikan untuk menyiapkan dokumen terbilang sempit lantara hanya ada jeda dua pekan dari sosialisasi program IISMA hingga pendaftaran ditutup.

Saat menyiapkan dokumen, Nadia kesulitan mencari lembaga bahasa yang masih memiliki kuota dan menyediakan hasil tes dalam waktu cepat.

“Tapi, Alhamdulillah saya bisa mendapatkan kuota di UNJ dan memenuhi persyaratan IISMA,” ucapnya.

Mengalami Culture ShockSelama belajar di NTU Singapura, Nadia mengaku mengalami culture shock.

Menurut Nadia, mahasiswa di sana cenderung kompetitif, tepat waktu, dan disiplin.

Dia bercerita bahwa salah satu temannya sudah menyelesaikan tugas dua minggu sebelum tenggat waktu.

“Ada cerita menarik.

Jadi di kelas Venturing Entrepreneurship, saya bertemu dengan salah satu teman yang sudah menyelesaikan kerja kelompok dua minggu sebelum tenggat waktu,” tuturnya.

Selain aktif mengikuti perkuliahan, Nadia mengikuti beberapa kegiatan yang disediakan oleh hall office.

Di antaranya program memasak, seminar tentang mental health, dan kegiatan yang diadakan oleh International Office NTU, GEM, seperti outing ke sentosa, bowling, dan lain-lain.

Walaupun Singapura dan Indonesia tidak jauh dari segi geografis dan budaya, Nadia merasa selalu ada gap.

Cara Nadia untuk mengisi dan mengatasi gap tersebut adalah dengan menjadi mahasiswa yang selalu belajar beradaptasi.

“Hal yang terpenting menurut saya adalah bagaimana menjadi orang yang bisa beradaptasi di mana pun kita ditempatkan,” katanya.

Lebaran di SingapuraMahasiswa asal Surabaya itu membagikan pengalaman Lebaran selama di Singapura.

Menurutnya, Lebaran di sana tidak berbeda jauh dengan Indonesia karena di Singapura juga banyak warga beragama Islam.

Dia mengatakan ada hal yang berbeda ketika Lebaran di Singapura dan di Indonesia yaitu salat Idul Fitri.

Ketika mau salat, Nadia harus booking atau memesan tempat di masjid agar bisa mendapatkan tempat Pelaksanaan salat di sana juga tidak ada yang dilakukan di lapangan seperti di Indonesia.

Semua salat dilakukan di dalam masjid.

Selain itu, tradisi makanan seperti opor ayam dan rendang yang tak bisa dia rasakan seperti di Indonesia.

Meski begitu, Nadia mengatakan tetap bisa merasa kehangatan Lebaran bersama kawan-kawannya.

“Ini pertama kalinya saya merayakan Lebaran jauh dari keluarga dan hanya ditemani oleh teman-teman.

Namun, kehangatan Lebaran masih bisa saya dapatkan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *